Minggu, 07 November 2021

SAKE SABU (SATU KELAS SATU BUKU)--PROGRAM RPK CKS TAHUN 2021

 


Perkembangan dan regulasi pendidikan silih berganti untuk mencapai tujuan pendidikan dan terwujudnya pencapaian yang berorientasi pada peserta didik. Saya sebagai Calon Kepala Sekolah (CKS) dari unit kerja SMAN 15 Surabaya, kali ini dalam Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) membuat Program Sake Sabu (Satu Kelas Satu Buku) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa dan Bahasa Jerman untuk meningkatkan literasi siswa menuju ketercapaian student weellbeing


Program ini dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2021 sampai 28 Oktober di SMAN 15 Surabaya (sebagai sekolah asal CKS). Dimulai dengan persiapan koordinasi, pembentukan Tim Sake Sabu, Koordinasi Tim Sake Sabu, Sosialisasi Sake Sabu kepada warga sekolah dan Sosialisasi kepada siswa siswi.

Barulah program Sake Sabu dilaksanakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa dan Bahasa Jerman. Sesuai indicator dalam koordinasi Tim Sake Sabu maka program Sake Sabu dilaksanakan dalam pembelajaran. di samping itu juga dilaksanakan pemantauan ketercapaian siswa siswi melalui tautan  https://sman15-sby.sch.id/  sehingga ketercapaian siswa dapat terpantau setiap hari.

Setelah pelaksanaan berjalan maka ditemukan indikasi bahwa ketercapaian siswa siswi belum optimal sehingga tindak lanjut perlu dilakukan dengan kegiatan dalam pembelajaran bahasa selanjutnya. Guru-guru membersamai, mengarahkan dan membimbing siswa siswi yang terkendala sehingga didapatkan hsil yang optimal. Selanjutnya hasil karya siswa siswi satu kelas dalam empat bahasa tersebut dibukukan di perpustakaan sekolah dan juga di upload dalam web https://sman15-sby.sch.id/ atau di https://anyflip.com/hcgov/mcjy/ dalam buku digital. Semoga rencana proyek kepemimpinan ini bermanfaat dan menginspirasi, Amiin..


#sakesabu
#lppksps
#cksprovjatim2021
#sman15surabaya

 


 



Rabu, 25 Maret 2020

“Daily Chart Penyebaran Virus Corona Dalam Matematika”




Waspada! Virus corona atau COVID-19 telah membuat seluruh dunia dalam level waspada. Virus baru ini diketahui dapat menular dan menyebar dengan sangat cepat. Hal inilah yang membuat World Health Organization (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. 
Apa itu pandemi? Menurut WHO, pandemi merupakan suatu wabah penyakit global yang menyebar di seluruh dunia melampaui batas. Dari pengertian ini, maka kasus COVID-19 sudah memenuhi kriteria untuk dikatakan sebagai pandemi.


Berdasarkan laman Worldometers, kasus COVID-19 telah ditemukan di 165 negara dan teritori di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, kasus positif COVID-19 pun terus bertambah. Matematika ternyata memiliki peran dalam mempelajari suatu wabah penyakit yang berbahaya, yang dikenal dengan matematika epidemiologi. Diantaranya mempelajari pertumbuhan jumlah kasus COVID-19 tersebut yang memasuki fase eksponensial setelah sebelumnya memasuki fase penundaan yang tidak terdeteksi.
Dalam matematika epidemiologi, laju kenaikan kasus menyatakan seberapa besar kasus itu meningkat dalam suatu periode waktu tertentu. Misalnya, jumlah kasus baru meningkat dua kali lipat dalam waktu satu minggu. Tanpa ada pembatasan yang ketat, pertumbuhan jumlah pasien karena penularan virus COVID-19 akan semakin pesat.
Oleh karena itulah maka pemerintah menghimbau diantaranya agar kita jaga jarak lebih dari 1 meter dengan orang sekitar (social distancing). Berkontribusi kemanusiaanlah dengan menjalankan aturan pemerintah yang dimulai dari "diri sendiri". 
Nah, bagi kalian yang sedang belajar, yuk berliterasi dalam data jumlah penyebaran virus COVID-19 di Indonesia berikut ini :


Silahkan kalian amati, cermati, analisis, petakan dalam tabel harian dan kalian :
  1. Lukiskan grafik fungsi matematika dan berikan penjelasan analisa kasus  COVID-19 (Batas waktu pengumpulan tugas adalah pada "pertemuan selanjutnya")
  2. Jelaskan kontribusi kemanusiaan apa saja yang telah kalian lakukan di  https://forms.gle/jQpsKNvWvBhC2ZQ98  (Batas waktu pengumpulan tugas adalah hari ini sesuai jam pelajaran ibu)

Daftar Pustaka :

Kamis, 19 Maret 2020

ATURAN SIN


      Heron (atau Hero) dari Alexandria adalah seorang ahli matematika Yunani yang mengabdi di kota asalnya Iskandariah, Mesir yang dikenal sebagai matematikawan yang cerdas. Dalam bidang matematika berisikan tentang prosedur untuk menghitung luas suatu bidang. Heron’ formula yang memiliki banyak aplikasi praktis, terutama dalam menentukan luas segitiga yang diketahui ketiga panjang sisinya. 
      Setiap segitiga, selalu memiliki tiga sudut dan setiap sudut selalu menghadap pada satu sisi. Dari masing-masing sudut dan sisi yang berhadapan, terdapat perbandingan yang selalu sebanding. Nah, pada suatu segitiga siku-siku, apabila diketahui dua unsurnya maka unsur-unsur yang lain dapat ditentukan, baik dengan menggunakan teorema Pythagoras maupun perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. 
      Apabila suatu segitiga yang diketahui adalah segitiga sebarang (bukan segitiga siku-siku), maka aturan sinus sangat membantu kalian dalam menentukan unsur-unsur dari suatu segitiga.



Aturan sinus menyatakan hubungan antara perbandingan panjang sisi dengan sudut yang bersesuaian terhadap fungsi sinus. Persamaan yang diberikan terdiri atas tiga persamaan yang menyatakan panjang sisi segitiga dan besar sudut segitiga yang bersesuaian. Simak yuk..cara mendapatkan persamaan aturan sinus berikut :


Fungsi aturan sinus di atas dapat digunakan untuk menentukan panjang sisi segitiga yang belum diketahui. Selain itu, juga dapat digunakan untuk mencari besar sudut segitiga yang belum diketahui. Contoh berikut membantu kalian agar lebih mudah memahami :





Bagaimana penyelesaiannya ? Silahkan digambar dulu segitiga tersebut sesuai informasi soal di atas. 





Demikianlah pembahasan aturan sinus pada kesempatan kali ini. 

Pesan ibu ingatlah nak.. Tantangan belajar membuat hidup menarik, jika kalian mengatasinya maka hidup kalian akan lebih bermakna. Silahkan menghadapi tantangan UKBM berikut (pahamkan dan tuliskan penyelesaiannya pada UKBM kalian) : 














Jumat, 16 Februari 2018




Kelas hidup, siswa bersemangat??! Wooww… alangkah senangnya para guru yang mengajar dalam suasana kelas dimana siswanya antusias mengikuti pelajaran. Tapi bagaimana jika suasana ini berbalik 1800?? Tentu harus dipikirkan bagaimana cara membuat suasana kelas tersebut agar bisa hidup. Awalnya telaah dalam  proses belajar mengajar yang berisi beberapa faktor yang menentukan keberhasilan. Salah satu faktor adalah faktor motivasi siswa yang berpedoman pada konsep manajemen belajar menuju kepuasan siswa. Konsep kepuasan siswa ini dapat ditempuh dengan jalan menghidupkan suasana kelas. Dari sisi guru, terbayang berbagai materi yang harus tersampaikan kepada siswa berbatas waktu. Dari sisi siswa, mereka bingung kenapa pelajaran ini terkesan kurang menarik, monoton dan membuat mereka tidak kerasan di kelas.
PERAN GURU
Dewey dalam Davies (1986) menyatakan belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan oleh siswa untuk dirinya sendiri, oleh karena itu inisiatif untuk belajar harus berasal dari siswa itu sendiri. Kedudukan guru sebagai pembimbing dan pengarah proses belajar  mengajar, dengan demikian siswa didorong dan dimotivasi untuk belajar bagi dirinya sendiri. Sedangkan tugas guru yang sebenarnya adalah menjamin para siswa menerima tanggung jawabnya sendiri untuk belajar dengan mengembangkan sikap dan rasa antusiasme (Sopiatin, 2010:69). Bertolak dari hal inilah maka guru sebagai garda depan memerlukan kreativitas menghidupkan suasana kelas agar siswa merasa kerasan mengikuti proses belajar mengajar.
Suasana kelas yang baik harus diciptakan oleh guru agar terwujud interaksi edukatif yang baik. Misalnya dalam hal menempatkan siswa di tempat duduknya, mengarahkan kegiatan belajar, membantu siswa dan menghargai pendapat siswa yang kesemuanya ini disesuaikan dengan prinsip-prinsip individualitas (Suryosubroto, 2002:164). Berdasarkan pada seni mengajar yang berprinsip:
Guru harus mengetahui perlengkapan siswa
Guru harus mengenal siswa yang mereka ajar
Selain itu, guru harus mengetahui bagaimana mengajar secara menarik (Sobel,2002:1)


Maka sebagian uraian tugas guru tersebut merupakan point penting dalam menunjang proses belajar mengajar. Guru berusaha menyempurnakan ketrampilan dalam seni mengajar sehingga mampu menghidupkan suasana kelas.
MENGHIDUPKAN KELAS
Guru yang cermat senantiasa berusaha memunculkan ide ataupun teknik baru untuk diterapkan di kelas. Menghidupkan suasana kelas dapat ditempuh melalui beberapa cara, Pertama memulai pelajaran dengan cara yang menarik. Cara yang menarik ini dimulai dengan memberikan pertanyaan yang berupa tantangan sehingga siswa tertarik untuk diskusi pada awal pelajaran. Contohnya dalam matematika dengan memberikan cerita pengantar awal tentang matematikawan Paul Wolfskehl sebelum mempelajari tentang teorema Pythagoras (Abdullah, Jawa Pos,15 Februari 2008).
Kedua gunakan alat peraga secara efektif. Misal dalam pokok bahasan statistik, dengan mengestimasi panjang seutas tali yang direntangkan dan para siswa disuruh untuk memperkirakan panjang tali tersebut dan mengumpulkan hasil perkiraan tersebut berikut membuat tabel distribusi frekuensinya dan siakhiri dengan menghitung mean, median dan modusnya. Agar suasana kelas makin hidup, seutas tali tersebut dapat diletakkan dalam amplop tertutup dan baru dapat dibuka setelah para siswa selesai mendiskusikan dan menganalisis data serta memperkirakan panjang tali sebenarnya berdasarkan perkiraan –perkiraan yang terkumpul. Suasana kelas diwarnai diskusi, kegembiraan dan juga keterkejutan khususnya bagi siswa yang dijadikan sampel untuk memperkirakan panjang tali tersebut.
Ketiga akhiri pelajaran dengan sesuatu yang istimewa. Selayang kalimat ini tidaklah mudah untuk diikuti karena waktu yang tersedia juga terbatas. Akan tetapi guru selalu berusaha agar siswa tertarik dan merasa sayang jika jam pelajaran berakhir. Cara yang menarik untuk mengakhiri pelajaran dapat dengan menggunakan Teka Teki. Siswa diberikan pertanyaan teka teki dan siswa diberi waktu untuk menyelesaikannya misalnya satu hari atau satu minggu. Guru dapat memberikan nilai tambah kepada siswa yang mengirimkan jawaban tercepat.
PENUTUP
Berbagai karakteristik siswa menimbulkan berbagai karakteristik kelas, oleh karena itulah guru harus pandai-pandai memilah teknik memotivasi siswa guna menghidupkan suasana kelas. Memberikan pelajaran secara menarik dengan kesungguhan, penampilan yang mengekspresikan ketertarikan pada materi pelajaran dan keyakinan dapat memotivasi siswa adalah daya tarik yang terpenting dalam upaya menghidupkan suasana kelas.
Referensi :
Hamzah, Uno, 2007. Profesi Kependidikan.. Jakarta : Bumi Aksara.
Suryosubroto, Drs, 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta. Rineka Cipta.
Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor : Ghalia Indonesia.
Max Sobel and Evan, Teaching Mathematics, 1999. By Allyn and Bacon.